
Unsur-unsur ini adalah unsur yang
sudah memenuhi kaidah oktet (jumlah elektron terluar 2 untuk He dan 8 untuk
yang lain) yang diketahui sebagai kondisi paling stabil untuk semua unsur.
Berikut konfigurasi elektron gas mulia :
Helium
|
He
|
1s2
|
Neon
|
Ne
|
1s2 2s2 2p6
|
Argon
|
Ar
|
1s2 2s2 2p6
3s2 3p6
|
Kripton
|
Kr
|
1s2 2s2 2p6
3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
|
Xenon
|
Xe
|
1s2 2s2 2p6
3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
5s2 4d10 5p6
|
Radon
|
Rn
|
1s2 2s2 2p6
3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
5s2 4d10 5p6 6s2 4f14
5d10 6p2
|
Dengan konfigurasi elektron yang
orbitalnya terisi penuh, sehingga gas mulia sukar bereaksi dengan unsur lain.
Tetapi kemudian ditemukan senyawa dari gas mulia seperti : HeH+ (bentuk paling
stabil dari senyawa yang masih belum dipastikan keberadaan pada kondisi
normal), HArF, KrF2, oxyfluorides (XeOF2, XeOF4, XeO2F2,
XeO3F2, XeO2F4), RnF2 dan senyawa
lain.
Nama
Gas Mulia
Nama-nama gas mulia diambil dari
kata-kata yang mempunyai arti sendiri :
Unsur
|
Asal kata
|
Arti
|
Penemu
|
Tahun
|
Helium
|
Helios
|
Matahari
|
Sir William Ramsay
|
1895
|
Neon
|
Neos
|
Baru
|
Sir William Ramsay
|
1898
|
Argon
|
Argon
|
Malas
|
Sir William Ramsay dan J.S.
Reiyleigh
|
1894
|
Kripton
|
Kriptos
|
Tersembunyi
|
Sir William Ramsay
|
1898
|
Xenon
|
Xenon
|
Asing
|
Sir William Ramsay
|
1898
|
Radon
|
Radius
|
Sinar
|
F.E. Dorn
|
1900
|
Gas Mulia di Alam
Gas mulia diatmosfir bumi berada
dalam bentuk monoatomik. Argon merupakan penyusun udara dengan jumlah terbesar
ketiga setelah nitrogen dan oksigen. Berikut daftar konsentrasi selengkapnya :
UNSUR
|
% volume di udara
|
He
|
0,00052
|
Ne
|
0,0018
|
Ar
|
0,934
|
Kr
|
0,0011
|
Xe
|
0,0000087
|
Rn
|
Tak terukur
|
Kereaktifan Gas Mulia
Kereaktifan gas mulia sangat rendah
sehingga sering dinyatakan tidak reaktif. Kereaktifan gas mulia bisa ditinjau
dari konfigurasi elektron jari-jari atom, dan harga energi ionisasinya.
Perhatikan tabel berikut :
Sifat
|
He
|
Ne
|
Ar
|
Kr
|
Xe
|
Rn
|
Nomor atom
Massa atom
Titik leleh (0C)
Titik didih (0C)
Jari-jari atom
Energi ionisasi
|
2
4,0026
-270
-268,9
93
2378
|
100
20,183
-248,6
-246,0
160
2187
|
18
39,948
-189,4
-185,9
192
1526
|
36
83,808
-157,2
-153,2
197
1357
|
54
131,30
-111,9
-108,1
217
1176
|
86
222
-71
-62
?
1044
|
Ditinjau dari energi ionisasinya gas
mulia mempunyai harga energi ionisasi paling tinggi dibandingkan unsur lain
yang seperioda atau unsur-unsur golongan lain. Berarti gas mulia sukar
melepaskan elektron terluarnya atau sukar bereaksi.
Perbedaan kereaktifan diantara
unsur-unsur gas mulia adalah makin besar nomor atom gas mulia makin reaktif
karena harga energi ionisasinya makin rendah.
Sama seperti golongan lain,
jari-jari atom unsur-unsur gas mulia makin besar dengan bertambahnya nomor
atom, karena kulit atom bertambah. Akibatnya gaya tarik inti terhadap elektron
terluarnya makin lemah. Dengan melemahnya gaya tarik inti terhadap elektron
terluar ini menyebabkan kemungkinan terlepasnya atau tertariknya elektron
tersebut oleh unsur lain yang sangat elektronegatif. Oleh karena itu, makin
besar jari-jari atom gas mulia makin reaktif. Hal ini terbukti dengan adanya
persenyawaan antara unsur Kr, Xe dan Rn dengan oksigen atau fluor.
Sejarah Gas Mulia
Pada
tahun 1894, seorang ahli kimia Inggris bernama William Ramsay mengidentifikasi
zat baru yang terdapat dalam udara. Sampel udara yang sudah diketahui
mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida dipisahkan. Ternyata dari
hasil pemisahan tersebut, masih tersisa suatu gas yang tidak reaktif (inert).
Gas tersebut tidak dapat bereaksi dengan zat-zat lain sehingga dinamakan argon
(dari bahasa Yunani argos yang berarti malas). Empat tahun kemudian
Ramsay menemukan unsur baru lagi, yaitu dari hasil pemanasan mineral kleverit.
Dari mineral tersebut terpancar sinar alfa yang merupakan spektrum gas baru.
Spektrum gas tersebut serupa dengan garis-garis tertentu dalam spektrum
matahari.
Untuk
itu, diberi nama helium (dari bahasa Yunani helios berarti
matahari). Pada saat ditemukan, kedua unsur ini tidak dapat dikelompokkan ke
dalam golongan unsur-unsur yang sudah oleh Mendeleyev karena memiliki sifat
berbeda. Kemudian Ramsey mengusulkan agar unsur tersebut ditempatkan pada suatu
golongan tersendiri, yaitu terletak antara golongan halogen dan golongan
alkali. Untuk melengkapi unsur-unsur dalam golongan tersebut, Ramsey terus
melakukan penelitian dan akhirnya menemukan lagi unsur-unsur lainnya, yaitu neon,
kripton, dan xenon (dari hasil destilasi udara cair). Kemudian
unsur yang ditemukan lagi adalah radon yang bersifat radioaktif. Pada
masa itu, golongan tersebut merupakan kelompok unsur-unsur yang tidak bereaksi
dengan unsur-unsur lain (inert) dan dibri nama golongan unsur gas mulia atau
golongan nol.
Di
tahun 1898, Huge Erdmann mengambil nama Gas Mulia (Noble Gas) dari
bahasa Jerman Edelgas untuk menyatakan tingkat kereaktifan Gas Mulia
yang sangat rendah. Nama Noble dianalogikan dari Noble Metal
(Logam Mulia), emas, yang dihubungkan dengan kekayaan dan kemuliaan.
Gas
Mulia pertama ditemukan pada tanggal 18 Agustus 1868 oleh Pierre Janssen dan
Joseph Horman Lockyer. Ketika sedang meneliti gerhana matahari total mereka
menemukan sebuah garis baru di spektrum sinar matahari. Mereka menyakini bahwa
itu adalah lapisan gas yang belum diketahui sebelumnya, lalu mereka menamainya
Helium.
Berikut
ini adalah asal-usul mana unsur-unsur Gas Mulia, yaitu:
- Helium à ήλιος (ílios or helios) = Matahari
- Neon à νέος (néos) = Baru
- Argon à αργός (argós) = Malas
- Kripton à κρυπτός (kryptós) = Tersembunyi
- Xenon à ξένος (xénos) = Asing
- Radon (pengecualian) diambil dari Radium
SIFAT-SIFAT GAS MULIA
- Sedikit terdapat di atmosfer
- Diperoleh dengan mencairkan udara
- Tidak berwarna
- Tidak berbau
- Tidak berasa
- He dan Ne tidak larut dalam air
- Ar, Kr, dan Xe sedikit larut dalam air
Gas mulia memiliki titik didih dan titik leleh yang sangat rendah, oleh
karena itu di alam gas mulia berwujud gas. Gas mulia tidak berbau, tidak
berwarna dan tidak berasa.
Berdasarkan
jari-jari atom, gas mulia seharusnya Paling reaktif menangkap elektron. Namun,
pada kenyataannya golongan gas mulia sangat sulit bereaksi. Di alam unsur ini
kebanyakan ditemukan sebagai gas monoatomik. Hal ini dikarenakan konfigurasi
elektronnya yang memenuhi kulit terluar sehingga menjadi stabil.
Kereaktifan
gas mulia akan bertambah seiring dengan bertambahnya nomor atom. Bertambahnya
nomor atom akan menambah jari-jari atom pula. Hal ini mengakibatkan gaya tarik
inti atom terhadap elektron terluar berkurang, sehingga lebih mudah melepaskan
diri dan ditangkap zat lain. Sampai saat ini, senyawa gas mulia yang sudah
dapat bereaksi dengan zat lain adalah xenon dan kripton, sedangkan helium,
neon, dan argon masih sangat stabil.
Menurut
percobaan yang dilakukan Neil Bartlett dan Lohmann, gas mulia hanya dapat
bereaksi dengan unsur Oksigen (O) dan Fosfor (F). Senyawa gas mulia yang
ditemukan pertama kali adalah XePtF6.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa:
- Jari-jari atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas ke bawah semakin besar karena bertambahnya kulit yang terisi elektron.
- Energi Ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena gaya tarik inti atom terhadap elektron terluar semakin lemah.
- Afinitas Elektron unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil sehingga hampir mendekati nol.
- Titik didih unsur-unsur Gas Mulia berbanding lurus dengan kenaikan massa atom.
- Titik lebur unsur-unsur Gas Mulia mengikuti sifat titik didih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar